Apakah makan buah dan sayuran dengan kulitnya buruk bagi kesehatan Anda?
Telah diketahui bahwa, untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, perlu adanya rutinitas latihan fisik dan rencana diet yang baik. Oleh karena itu, buah-buahan dan sayuran perlu dimasukkan ke dalam menu makanan. Namun, ada pertanyaan tentang konsumsi makanan ini: apakah ideal untuk mengkonsumsinya dengan atau tanpa kulit?
Buah dan sayuran organik, yaitu yang tidak ditanam dengan menggunakan pestisida, tidak terlalu mudah diakses oleh semua orang, baik karena nilainya yang tinggi maupun karena produksinya yang semakin sedikit. Akibatnya, makanan non-organik, yang mengandung pestisida dalam jumlah tinggi, menjadi yang paling banyak dikonsumsi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat, karena jenis produksi ini ternyata berisiko terhadap kesehatan manusia. Selain itu, konsentrasi tertinggi dari zat-zat ini biasanya terdapat pada kulit makanan ini.
Mengingat fakta ini, kebanyakan orang lebih memilih untuk mengupas makanan sebelum mengonsumsinya. Namun, ketika sayuran yang belum dikupas dicuci dengan baik sebelum dikonsumsi, risiko ini dapat dikurangi secara signifikan.
Lihat juga: Rahasia Bunga Kuning: Simbolisme dan Hadiah IdealTeknik mencuci makanan sebelum dikonsumsi bervariasi mulai dari merebus, memasak, dan merendam, dan beberapa ahli bahkan menyarankan untuk menggunakan sedikit pemutih untuk membersihkan buah dan sayuran.
Lihat juga: Taman dalam nuansa putih: Kenali jenis-jenis utama bunga putih dan kejutkan diri Anda!Hal ini dijelaskan oleh pakar Kirsty Hunter, yang menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi buah dan sayuran dengan kulitnya, lebih banyak nutrisi yang diserap oleh tubuh. Apel adalah contoh buah yang jauh lebih sehat jika dimakan dengan kulitnya, karena dengan demikian Anda bisa mendapatkan lebih banyak kalsium, serat, dan vitamin.
Tentu saja ada makanan yang tidak dapat dimakan dengan kulitnya, seperti bawang putih, bawang bombay, pisang, nanas, dan lain-lain. Namun, sayuran lain tidak diragukan lagi harus dimakan dengan kulitnya. Jahe, ubi jalar, dan bit adalah beberapa contoh dari daftar yang panjang ini. Ini karena vitamin dan mineral terkonsentrasi di bagian buah dan sayuran ini.
Selain itu, membuang kulit makanan dapat berakibat buruk karena berkontribusi pada efek rumah kaca. Bahkan kulit makanan yang tidak dapat dikonsumsi karena suatu alasan memiliki beberapa kegunaan. Sebagian besar dari kulit makanan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menanam tanaman.